Rss

Senin, 29 April 2013

Kelompok 10 XI TKJ 1 Test Networking fudamental

Test Networking Fudamental kelompok 10 XI TKJ 1 Download DISINI!! dikerjakan oleh :
Bella Vahisha Putri
Indra Anjaswara
Dea Destania

Senin, 07 Januari 2013

Sabtu, 01 September 2012

Koneksi Kabel Strike dan Cross


Nama : Indra Anjaswara
Kelompok : Andi Rian Fauzi(5), Indra Anjaswara (16), M.Alzi Saptiadi(22), Putri Azswarini(29)
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer Jaringan
Kelas : XI TKJ 1
SK : 09
Bid. Keahlian : Teknik Informasi dan Komunikasi
Topik : Koneksi Kabel

1.     Tujuan
Melatih Ketrampilan dalam Mengkrimping kabel UTP, yaitu agar lebih mahir mengkrimping kabel UTP dengan Benar, Rapi dan juga Cepat.

2.     Teori Singkat
Mengkrimping kabel UTP adalah Memasangkan Konektor RJ-45 pada kabel UTP sesuai urutan Warna nya dan Kebutuhan pemakaiannya

3.     Alat dan Bahan
Alat yang dipergunakan adalah :
·         Kabel UTP
·         Tang Clipper
·         Konektor RJ-45
·         Kabel Tester


4.     Langkah Kerja
Persiapkan Alat dan Bahan, Berdoalah agar Berhasil dan tidak Terjadi Hal yang tidak di inginkan, lebih baik mandi dan cucitangan agar hasil crimpingan Rapi, cukup tidur agar tidak salah memotong kabel dan bawalah segelas air mineral agar tidak haus. Dan mulailah kita Mengkrimping Kabel :
 ü  Siapkan Kabel UTP Dengan panjang Secukupnya
ü  Mulailah Mengupas Ujung Kabel UTP Dengan Tang Clipper, Usahakan Kabel 8pin di Dalamnya tidak Tergores
ü  Pisahkan 8 Pin kabel yang melilit dan Luruskan lalu Rapihkan
ü  Urutkan Warna pada kabel sesuai kebutuhan (disini saya membahas Kabel Stright lalu Cross) Yaitu : Putih Oren, Oren, Putih Hijau, Biru, Pituh Biru, Hijau, Putih Coklat, Coklat
ü  Potong Kabel berwarna sesuai ukuran Konektor RJ-45 lalu ditahan agar tidak berantakan kembali
ü  Pasang Konektor RJ-45 dengan Pin Menghadap ke Muka kita
ü  Dorong sekuat tenaga dan Pastikan ujung kabel berwarna menyentuh ujung Konektor RJ-45
ü  Bila sudah dapat di pastikan ujung kabel Menyentuh ujung konektor, kita Crimp/Jepit Konektor RJ-45 Dengan Tang Clipper agar Kabel terpasang dengan Konektor RJ-45
ü  Bila sudah dijepit kita lakukan Hal yang sama pada ujung kabel yang lain, hanya saja urutannya berbeda, karena kita akan memasang Cross Over Yaitu :
ü  Bila kedua ujung kabel telah kita Jepit kita bisa memastikan kalau Krimpingan kita benar dengan Cable Tester atau Dengan Menghubungkannya langsung dengan Jaringan, tapi kita disini menggunakan Cable Tester, yaitu tinggal Mencolokkan RJ-45 ke Tempat yang tersedia pada Cable Testerdan apabila lampu nyala dengan urutan 1-3, 2-6, 3-1, 4-4, 5-5, 6-2, 7-7, 8-8 maka Kita berhasil mengkrimping kabel~
ü  Dan Menggunakan Koneksi Jaringan disini kita menggunakan untuk mengecek hubungan PC satu dengan lainnya menggunakan Command Prompt
ü  Input IP Address PC yang terhubung dengan PC kita
ü  Dan Bila Terhubung, Hasilnya seperti ini
Selamat Berjuang ^^

Minggu, 26 Agustus 2012

IP Address Design


IP Address design Untuk Beberapa Site Dalam Corporate Anda
Perlunya IP address untuk komunikasi
Untuk bisa berkomunikasi pada suatu jaringan private ataupun pada jaringan public Internet, setiap host pada jaringan harus diidentifikasi oleh suatu IP address. kenyataan perlunya IP address bisa dipahami dalam kenyataannya bahwa:
  • Setiap segmen fisik jaringan memerlukan suatu address unik pada jaringan tersebut
  • Setiap host pada suatu jaringan memerlukan suatu IP address yang unik dalam segmen jaringan tersebut
  • IP address terdiri dari ID jaringan dan ID host
  • Class address dan subnet mask menentukan seberapa banyak IP address yang bisa dibuat dalam segmen jaringan tersebut
IPv4 – IP address version 4 – terdiri dari 32-bit number, biasanya ditulis dalam notasi decimal seperti 192.168.200.100.
IP Address bisa dikelompokkan dalam Class IP seperti dalam table dibawah ini, sementara dalam real world anda memerlukan hanya class A; Class B; dan Class C saja.
Tabel A
Class TypeStart AddressEnd AddressDefault maskNotes
Class A1.0.0.0127.255.255.254255.0.0.0
Class B128.0.0.0191.255.255.254255.255.0.0
Class C192.0.0.0223.255.255.254255.255.255.0
Class D224.0.0.0239.255.255.254Multicasting
Class E240.0.0.0255.255.255.254For testing
IP address ini bisa dikelompokkan dalam dua golongan IP address:
1. Public IP address
2. Private IP Address
Tabel B
Class TypeStart AddressEnd Address
Class A10.0.0.010.255.255.254
Class B172.16.0.0172.31.255.254
Class C192.168.0.0192.168.255.254
Untuk suatu host dalam jaringan private bisa berkomunikasi ke Internet maka memerlukan suatu server Proxy atau memerlukan suatu konfigurasi NAT – network address translation.
Tabel C
IP AddressPemakaian
0.0.0.0Network address ini digunakan oleh router untuk menandai default route. Dengan default route kita tidak perlu mengisi routing table yang berlebihan. (beberapa jenis router yang lama menggunakan address ini sebagai broadcast address)
Semua bit pada porsi network pada suatu address adalah di set 0Suatu address dengan semua bit dari porsi network dari suatu address di set 0 merujuk pada suatu host pada network “ini”, contoh:
0.65.77.233 – host specific pada network class A
0.0.77.52 – host specific pada network class B
0.0.0.69 – host specific pada network class C
Semua bits pada porsi host pada suatu address di set 0Jika suatu address dimana porsi hostnya di set 0 berarti merujuk pada network itu sendiri, contoh:
Network Class A address : 115.0.0.0
Network Class B address : 154.12.0.0
Network Class C address : 223.66.243.0
Semua bits dari porsi host dari suatu address di set 0Jika semua bit pada porsi host pada suatu address di set 1, maka ini merupakan pesan broadcast untuk semua host pada network tersebut, contoh:
115.255.255.255 – merupakan pesan broadcast ke semua host pada network Class A 115.0.0.0
154.90.255.255 – merupakan pesan broadcast ke semua host pada network Class B 154.90.0.0
222.65.244.255 – merupakan pesan broadcast ke semua host pada network class C 222.65.244.0
127.0.0.0Address network ini adalah di reserve untuk keperluan address loopback. (catatan: Address ini di exclude pada range address pada Class A ataupin Class B). sementara address 127.0.0.1 merujuk pada local host.
255.255.255.255Address ini digunakan untuk mengindikasikan pesan broadcast dimaksudkan ke semua host pada networl ini.

Design Kasus Guinea
Seperti dalam kasus scenario sebelumnya, gambar berikut adalah diagram corporate yang terdiri dari tiga sites yang terhubung melalui koneksi WAN. Ketiga sites tersebut adalah Guinea Smelter (ada sekitar 200 hosts); Lumpur site (ada skitar 1000 hosts); dan Hongkong Headquarter (ada sekitar 450 hosts).
Ada baiknya memahami cara konversi IP address dari desimal ke biner dan sebaliknya disini.Untuk ketiga sites tersebut Directur IT anda memberikan range IP private antara 192.168.100.1 sampai 192.168.107.254. Bagaimana anda akan mengaplikasikan range IP address tersebut kepada ketiga site diatas? Kita lihat terlebih dahulu kebutuhan IP untuk ketiga site tersbut.
1. Guinea site memerlukan sekitar tak lebih dari 200 host untuk saat ini, tapi untuk antisipasi ke perkembangan 5 tahun kedepan diperkirakan ada penambahan host / user sampai tidak lebih dari 400 hosts.
2. Hongkong Headquarter memerlukan IP sekitar 450 host tidak lebih untuk 5 tahun kedepan.
3. Lumpur site memerlukan IP lumayan besar untuk saat ini dan prediksi 5 tahun kedepan diperlukan IP sampai sekitar 1000 host tidak lebih.
Pertama kali kita lihat dulu susunan range IP address pada range 192.168.100.0 – 192.168.107.254 ini, mengingat jumlah host pada masing-2 site berada pada range di kelipatan 255 maka kita perlu perhatikan susunan IP pada octet ke tiga dari kiri yaitu 100 – 107. Kita tahu bahwa pada network Class C ini ada 254 host yang bisa dipakai, sehingga kalau kita memerlukan sejumlah host pada range antara 200-an sampai 500-an maka kita memerlukan satu bit lagi dari 8 bit class C ini yaitu 9 bit untuk menghasilkan 500-an host (2 pangkat 9 = 512). Dan jika kita memerlukan host sekitar 1000 maka kita ambil 2 bit lagi kekiri dari 8 bit Class C ini yaitu jadi 10 bit untuk mendapatkan host sekitaran 1000 host (2 pangkat 10 = 1024)
Tabel D
Network addressPerhatikan octet ketiga dari kiriNotasi biner
192.168.100.01000110 0100
192.168.101.01010110 0101
192.168.102.01020110 0110
192.168.103.01030110 0111
192.168.104.01040110 1000
192.168.105.01050110 1001
192.168.106.01060110 1010
192.168.107.01070110 1011
Jika setiap site hanya membutuhkan host pada range dibawah 254 host maka kita tidak perlu repot-2 memikirkan pembagian IP, kita cukup memakai 24 bit pertama sebagai network address dan 8 bit sebagai host (2 pangkat 8 = 256) yaitu:
192.168.100.0/24 untuk site A (8 bit untuk host = 254 host)
192.168.101.0/24 untuk site B (8 bit untuk host = 254 host)
192.168.102.0/24 untuk site C (8 bit untuk host = 254 host)
dan seterusnya untuk site D; E; F; G; dan site H yang masing-2 mendapatkan 254 host, sehingga subnet mask yang dipakai masing-2 adalah 255.255.255.0.
Kebutuhan 400 host
Kembali pada kebutuhan IP diatas, untuk kebutuhan sekiran 400 IP kita membutuhkan 9 bit untuk host (2 pangkat 9 = 512) dan sisanya adalah untuk IP network yaitu 32 bit dikurangi 9 bit berarti 23 bit untuk network. Perhatikan bahwa untuk satu network semua bit harus sama, yang berubah adalah bit host.
Jadi untuk IP network (23 bit) pada IP network 192.168.100.0 kita tulikan
Tabel E
192168100 sampai 1010 sampai 254
1100 00001010 10000110 0100
0110 0101
0000 0000 => 1111 1110
Perhatikan pada kolom ketiga untuk 100 dan 101 bit yang berubah 1 digit terakhir saja, jadi angka 100 dan 101 ini bisa kita gunakan untuk range IP address dari 1 sampai 500-an. Begitu juga (perhatikan table D diatas) untuk angka 102 dan 103; 104 dan 105; dan 106 dan 107 merupakan pasangan yang bisa menghasilkan 512 host.
Jadi untuk site Guinea (saat ini hanya 200 host, 400 host 5 tahun kedepan) kita bisa tentukan untuk memakai IP pada range 192.168.100.0 sampai 192.168.101.254 atau lebih lajim ditulis dengan notasi:
192.168.100.0/23 dengan subnet mask 255.255.254.0
Perhatikan 23 adalah jumlah bit yang dipakai oleh network, sementara 9 bit untuk host.
Sementara untuk Hongkong Headquarter kita tentukan untuk memakai IP range antara 192.168.102.0 sampai 192.168.103.254 atau kita tulis dengan otasi:
192.168.102.0/23 dengan subnet mask 255.255.254.0
Kebutuhan 1000 hosts
Untuk kebutuhan IP sekitar 1000 host maka kita memerlukan 10 bit untuk host dan 22 bit untuk network. Perhatikan pada table D diatas, untuk 10 bit host maka perlu pinjam 2 bit di octet ketiga – jadi 22 bit yang tidak berubah adalah pasangan 4 angka pertama (100; 101; 102; 103) dan pasangan 4 angka kedua (104;105;106;107).
Karena 4 pasang pertama sudah kita pakai untuk Ginea dan Hongkong, maka kita bisa pakai untuk site Lumpur site pasangan angka kedua yaitu IP range:
192.168.104.0 sampai 192.168.107.254
Atau lajim kita tuliskan sebagai berikut (karena memakai 22 bit sebagai IP host):
192.168.104.0/22 dengan subnet mask 255.255.252.0


Memahami NAT

Network Address Translation atau yang biasa disebut dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan. Dengan NAT, suatu jaringan yang besar dapat dipecah-pecah menjadi jaringan yang lebih kecil. Bagian-bagian kecil tersebut masing-masing memiliki satu alamat IP, sehingga dapat menambahkan atau mengurangi jumlah komputer tanpa mempengaruhi jaringan secara keseluruhan. Selain itu, pada gateway NAT modern terdapat server DHCP yang dapat mengkonfigurasi komputer client secara otomatis. Hal ini sangat menguntungkan bagi admin jaringan karena untuk mengubah konfigurasi jaringan, admin hanya perlu mengubah pada komputer server dan perubahan ini akan terjadi pada semua komputer client. Gateway NAT juga mampu membatasi akses ke internet, selain juga mampu mencatat semua traffic baik dari dan ke internet. Overall, dengan segala kelebihan gateway NAT tersebut, admin jaringan akan sangat terbantu dalam melakukan tugas-tugasnya.

Jenis-Jenis NAT
Full cone NAT
Port restricted cone NAT



Restricted cone NAT


Symmetric NAT